Indonesia Raya

12:48 AM Edit This 0 Comments »
Lagu nasional Indonesia Raya yang saya dengar dan saya nyayikan setiap upacara pengibaran bendera merah putih, ternyata dipelesetkan segitu parahnya oleh Malaysia.

Berikut adalah lirik plesetan Indonesia Raya :
Indonesial tanah cairku
Tanah tumpah muntahku
Disanalah aku merangkak hina jadi kubur
Indonesial negara miskin ku
Bangsa Busuk dan Tanah Miskinku
Marilah kita semua tidur
Indonesial negara miskinku

Mati lah tanahku
Modar lah negriku
Bangsaku rakyatku semuanya
Miskin lah jiwanya
Tidurlah badannya
Untuk Indonesial miskin

Indonesial Miskin
Mampus modar
Datang kerja Malaysia
Tapi TKI Jadi perampok
Rompak Malaysia bawa wang ke Indon
Indonesial Pendatang Haram
Miskin lah miskin lah
Datang Haram ke Malaysia
Tiada paspor
Bila kena tangkap dan hantar balik
Kata nya Malaysia jahat

Indonesial negara perampok
Indonesial menghantar perampok maling
Pekerja TKI Indonesial
Hantaq pi Malaysia
Indonesial Maling
Merampok lagu Malaysia
Mengatakan itu lagu mereka

Indonesial Tanah yang hina
Tanah gersang yang miskin
Di sanalah aku miskin untuk selama-lamanya
Indonesial Tanah puaka
Puaka Hantu Kita semuanya
Negara luas hasil bumi banyak tapi miskin
Datang minta sedekah di Malaysia
Marilah kita mendoa Indonesial brengset

Gersang lah tanahnya mundurlah jiwanya
Bangsanya rakyatnya semuanya
Tidurlah hatinya mimpilah budinya
Untuk Indonesial miskin
Indonesial tanah yang kotor tanah kita yang malang
Disanalah aku tidur selamanya bermimpi sampai mati
Indonesial! Tanah malang tanah yang aku sendiri benci

Marilah kita berjanji Indonesial miskin
Mati lah rakyatnya modar lah putranya
Negara miskin tentera coma pakai basikal
Miskinlah negrinya mundur lah negara nya
Untuk Indonesial kurap (rah)


betapa parahnya lagu tersebut, menghina Indonesia segitu paarahnya. Malaysia, saya tidak suka dengan cara anda menghina lagu kebangsaan saya! jangan semena-mena menghina negara kami.Berkacalah dan lihat, APAKAH ANDA SEMPURNA?



syifasari diennabila =)

The Poems

3:37 AM Posted In , , , , Edit This 0 Comments »
KITA

Satu hati
Satu jiwa
Satu cinta
Itulah kita

Kamu
Melengkapi diriku
Memberikan tawamu padaku
Di hati senduku
Menghapuskan abuku
Di jalanku

Katamu,
Aku mataharimu
Yang terangi dirimu
Sepanjang hidupmu
Yang takkan lekang dari harimu

Kau bermakna
Kau berikan warna
Dalam dunia penuh cinta

Tanpa dirimu,
Aku layaknya,
Lagu tanpa nada
Bintang tanpa cahaya
Kalimat tanpa kata

Kawan,
Lengkapi hariku
Dengan bersamaku

Datanglah, sahabat
Kaulah yang terhebat
Untukku

Bagiku,
Kita tak terkalahkan
Karena,
Kamu dan aku bersama
Selamanya







CINTA
Tak terungkap oleh kata
Tak tersibak oleh raga
Tapi terdeteksi oleh jiwa

Cinta, Cinta, Cinta

Dia yang menjelma
Menjadi madu dunia
Maniskan hari
Hiasi hati

Tak disangka
Ia bermuka dua

Dia dapat menjelma
Menjadi racun dunia
Membunuh
Insan yang buta hati
Perusak
Rohani pribadi yang beriman

Manusia hendaklah sadar
Atas apa yang terbudak padanya

Si bermuka dua
Si indah tapi pahit



AIR
Aku ingin hatiku jernih
Seperti air yang jernih

Aku ingin diriku apa adanya
Laksana air yang mengalir apa adanya

Tapi,
Aku tak mau dengan mudahnya tercemar
Layaknya air yang dengan mudahnya tercemar

Filosofi air
Filosofi yang indah
Pahamilah ia, maka kau akan tahu betapa agungnya DIA,
Sang Maha Pencipta

Perpisahan

Tak terasa
Kita telah sampai
Di gerbang perpisahan

Dulu,
Aku bertanya padamu
Mengapa harus ada pertemuan?
Bila pada akhirnya dipisahkan?
Bukankah ini menyakitkan?

Kau menjawab
Tidakkah tuhan menciptakan segalanya berpasangan?
Lelaki dengan perempuannya,
Masalah dengan penyelesaiannya,
Begitu pula dengan ini,
Pertemuan diciptakan bersama dengan perpisahan

Tidakkah aneh,
Bila ada perpisahan tanpa pertemuan?
Dan,
Mungkinkah pertemuan tanpa perpisahan?

Apakah kita akan selalu bersama?
Pada akhirnya
Kita akan dijemput oleh malaikat maut
Berpisah dari segala pertemuan yang ada

Dan kini,
Kamu menghantarkanku
Pada gerbang perpisahan yang indah

Bagiku, walaupun kita berpisah
Pertemuan kitalah yang terindah

Syifasari Diennabila
Jakarta, 19 Maret 2009


"fine poem, is what you write based on your feelings"